Selamat Berjumpa……Selamat Berkunjung ke Blog Kami , Jangan lupa Tinggalkan Komentar Anda !!!!

Jumat, 13 Agustus 2010

SEPANJANG JALAN KENANGAN


BAGIAN  I
Terpaksa hari ini aku tak sekolah  
Udara pagi terasa sejuk dan semilir angin menimpa dedaunan ,dari celah-celahnya matahari menerobos dinding-dinding bambu rumahku sehingga menghangatkan suasana kamarku yang masih berantakan .Maklumlah anak sesusia aku waktu itu belum bisa bertanggungjawab pekerjaan seberat itu sedangkan untuk diri sendiri sebenarnya masih perlu bantuan orang lain .
Ketika itu aku masih duduk di kelas 2 SD sedangkan kakakku kelas 4.Pagi itu suasana rumahku sangat sepi ,kakakku sudah  berangkat sekolah sedangkan Ayah di kamarnya  persiapan berangkat kerja . Beliau seorang pegawai negeri yang disiplin dan bertanggung jawab walaupun pegawai rendahan yaitu sebagai guru SD . Sementara ibuku meninggal ketika melahirkan adikku yang baru 40 hari .
Aku bergegas ke kamar berganti pakaian ,bersepatu dan mengenakan kelengkapan  sekolahku. Bersamaan aku beranjak keluar kamar terdengan ketukan di pintu dan suara panggilan kepada nama ayahku yang diulang-ulang “Wakyan..Wakyan ..” suara itu tidak asing bagi telingaku itulah sebabnya aku segera berlari membukakan pintu dan ternyata benar yang datang adalah  Eyang putriku . Aku segera mempersilakan masuk dan bergegas menuju ayah yang masih di kamar .
Tanpa aku hiraupan suasana di ruang tamu ,akupun segera mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan lauk seadanya untuk sarapan pagi .Yang kupikir aku harus makan secepatnya karena pagi sudah cukup siang ketika itu entah pukul berapa aku tidak tahu ,maklumlah di rumahku waaktu itu belum ada jam dinding .Aku harus segera berangkat sekolah kalau tidak pasti terlambat bisikku dalam hati .
Suara percakapan Eyang dan Ayah di ruang depan sekali-kali terdengar ,Eyangku memang suaranya keras kalau berbicara sedangkan Ayahku bicara hanya sekali-kali saja . Tiba-tiba aku tersentak ketika aku mendengan kata-kata eyang yang aku mengerti maksudnya “ Wakyan ,siki Sukarsih wis ndisiti ,kowe kudu manut aku kudu gelem nikah karo Tati keponakanmu “( Wakyan sekarang istrimu Sukarsih sudah meninggal ,kamu harus patuh kepadaku untuk menikahi Tati adik iparmu )suara itu terdengan cukup lantang ,ayahku diam tak menjawab .